Tuntunan Jadi Tontonan
Oleh : Muhammad Khafid Ainul Yaqin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera
Om suwasthiasthu
Namo budaya
Salam kebajikan
Di penghujung zaman ini kita semua telah menyaksikan berbagai hal yang bermacam-macam serta bervariatif. Salah satunya adalah menyaksikan tingkah para tokoh-tokoh yang ada di negeri ini. Kemarin kita menyaksikan bersama bagaimana kemudian segerombolan yang mengaku sebagai wakil rakyat yang tidak mewakili kehendak rakyat. Kita menyaksikan bersama bagaimana para pekerja istana tidak ada komunikasi yang baik sehingga bervariasi kebijakan dikeluarkan. Dan lagi-lagi yang menjadi imbasnya adalah masyarakat sipil yang menurut Abraham Lincoln adalah sebagai pemegang kedaulatan Demokrasi.
Namun, kita kali ini akan sedikit berbicara tentang tingkah para tokoh-tokoh elit di negeri ini. Di tengah pandemic covid ini masih banyak saja tokoh agama yang berspekulasi atas nama agama. Misalnya saja, salah satu ustad kondang di negeri ini yang mengklaim bahwa virus corona adalah tentara Allah yang ditugaskan untuk membasmi musuh-musuhnya didunia. Kalau dipikir-pikir memang lumayan masuk akal, karena memnag biasanya tentara mainnya keroyokan. Kira-kira begitulah logika dangkalnya. Ada lagi yang baru saja patah hati karena ditendang dari BUMN. Sehingga muncul lah seruan jihad fi sabilillah untuk NKRI. Inilah yang disebut Marx bahwa “agama adalah candu”. Yah, candu di segala hal termasuk candu demo berjilid-jilid. Baru-baru ini ramai perbincangan tentang apa yang akan terjadi di tanggal 15 Ramadhan yang katanya sebuah huru-hara akan terjadi di dunia ini. Meskipun ramadhan tahun lalu juga muncul berita seperti ini. Dan baru kemarin muncul pernyataan dari ust. Dr. syafik bahwa hadist itu palsu. Lagi-lagi Marx benar bahwa “agama itu candu” termasuk candu untuk menyebarkan hoax di kalangan umat.
Tidak hanya para tokoh agama saja yang tingkahnya unik. Tingkah para pejabat pulik lebih unik lagi seperti apa yang saya sampaikan di awal tadi banyak pemimpin kehilangan rakyatnya. Artinya masyarakat sudah taklagi percaya dengan janji manis parra pejabat elit di negeri ini. Selain itu banyak juga wakil rakyat yang bingung dengan siapa yang sebenarnya mereka wakili.
Dan sekarang banyak sekali para artis tanah air yang tiba-tiba “ngustad”. Disini menimbulkan sebuah pertanyaan, mereka memang ingin hijrah atau karena mereka sudah kehilanagn “penglaris” di jagat media indonesis. Sehingga dirasa hal yang paling ampuh adalah dengan jalan “jualan agama”. Dan kali ini Marx benar bahwa “agama itu candu”. Yah candu untuk memperjual belikannya Dan yang lebih mengejutkan masyarakat sudah banyak yang mempercayai akan hal ini. Sehingga muncullah jargon “tuntunan dadi tontonan, tontonan dadi tuntunan”. Artinya mereka yang seharusnya menjadi penuntun umat, sekarang lebih sibuk ngurusin politik. Begitupun si artis hiburan, yang seharusnya mereka menghibur dunia media, sekarang malah lebih banyak yang ngurusi hal-hal yang sifatnya adalah tentang keumatan. Sehingga muncul celotehan “ mondok dek ndi kok moro-aweh fatwa”.
Memnag sangat cerdik sekali makhluk-makhluk jenis mereka ini. Mereka berhasil memanfaatkan keadaan umatyang sedang bigung akan sebuah shirothol mstaqiim. sehingga mereka sudah bisa menggunakan jimat ” aji mumpung”. Mumpung dadi DPR, mumpung dadi Ustad, dan mumpung-mumpung yang lainnya. Sekian tulisan ini. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar