KRITIK ROHANA KUDUS PADA ISU GENDER TERKINI

Oleh : Moch. Badrun Nafi’ Udin
Assalamualaikum Wr. Wr
Salam Sejahtera
Shaloom
Namo Budhayaa
Salam Kebajikan
Rahayu

Perempuan Adalah bagian dari masayarkat yang berhubungan erat dengan masalah kesejahteraan. Dalam keadaan kriris perekonomian perempuanlah yang paling merasakan akibat dari krisis tersebut. Akan tetapi dalam keadaan yang krisis, seringkali perempuan lebih mempunyai inisiatif bangkit , melawan dan menggerakkan masyarakat sekitarnya untuk memperbaiki kondisi perekonomian, mulai dari perekonomian keluarga, meluas sampai perekonomian rakyat. Dan semua itu tidak menutup kemungkinan di topang dari jalur pendidikannya, apakah dia berpendidikan ? lalu sampai mana dia mengejar pendidikan itu ?
Sosok Rohana Kudus adalah wanita yang mempunyai komitmen kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamanya, rohana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan , termasuk kesempatan untuk mendapatkan pendidikan adalah tindakan semena-mena dan harus dilawan !. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuanganya, Rohana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan (Media Publika, 2013).
Rohana Kudus menurut saya pribadi adalah seorang yang mempunyai idealisme tinggi untuk memerdekakan perempuan, tidak untuk menyamai laki-laki dalam segala harkatnya. Tanpa didasari kawan-kawanku perputaran zaman  tidak pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Namun, yang diperjuangkan Rohana Kudus adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakuan lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan ruhani, berakhlaq dan berbudi pekerti luhur, serta taat beribadah. Semua hal itu hanya akan terpenuhi dengan mempunyai Ilmu Pengetahuan.
Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan rohana, tidak menuntut persamaan hak perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya, dan juga membutuhkan ilmu pengetahuan dan keterampilan (Kognitif & Psikomotorik ) sehingga perempuan membutuhkan Pendidikan !
Walaupun sekarang perempuan mendapatkan tempat diruang public yang sangat – sangat luas, bagi saya pribadi, perempuan masih saja termarjinalisasi dari kodrat asalnya. Ia kini menjadi Komersialisasi produk yang dibungkus dengan ide nilai-nilai egalitarian dan moderinitas. Mungkin mereka tidak sadar bahwa mereka juga terkekang dengan aturan kapitalisme dan dijadikan barang komoditas oleh para kapitalis untuk produk-produk mereka. Para perempuan dipaksa untuk kerja rodi.
Saya pribadi terkadang berfikir apa hubungannya iklan mie dengan tubuh wanita, apa hubunganya iklan mobil dengan goyangan wanita?, dan satu lagi apa hubungannya iklan kondom dengan wanita? Inilah yang saya maksudkan dengan wanita dijadikan komoditas dagang dieksploitasi hingga kehilangan harga dirinya ?, lalu apakah kamu yang membaca , iya kamu perempuan seperti itu ? Oh tidak ! dan semoga saja tidak !
Masuk dalam dimensi kasus keruntuhan keluarga pun mulai bergulir. Akibat perempuan ingin sama secara keseluruhan dengan laki-laki akibatnya anak menjadi tidak terurus, bahkan menjadi anak pembantu. Inilah yang saya kritik dari isu gender saat ini yang menginginkan kebebasan tanpa batas. Padahal sejatinya, ketika kita melihat perjuangan para perempuan pertama di Indonesia termasuk Rohana Kudus yang meneriakkan nasib kaum perempuan tidaklah menginginkan perempuan menjadi budak. Bahkan menjadi target komersialiasi. Inilah yang harus diwaspadai jangan sampai isu gender yang datang dari barat diterima begitu saja tanpa ada penyaringan
Walaupun ide itu terkesan sangat menguntungkan wanita, harus dilihat terlebih dahulu apakah semua konsepnya sesuai dengan kultur dan agama yang ada di Indonesia. Inilah salah satu kritik saya pada konsep ini tanpa sedikitpun menolak keseluruhan ide ini. Sejatihnya, dalam pikiran saya bukan kesamaan secara simbolik yang diinginkan, melainkan perempuan butuh dihargai !,  butuh untuk dijadikan patner dalam hidup, butuh didengar pendapatnya, butuh pendidikan, dan lain-lain. Dan ini sejatihnya harus diperjuangkan.

Pasuruan : 05 / 05/ 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Nalar Membunuh Tuhan Jilid 1

Bisakah Kita bertahan Hidup tanbpa pekerjaan di masa depan?

Moneytheisme Bagian 1 (Lahirnya agama mayoritas)