-Setengah Manusia-
Oleh : Tombo Ati.
Bila wanita hanya dinilai dari goresan gincu, apalah arti sebuah buku yg ditulis oleh para pejuang waniga terdahulu. Bedak, lalu apapun yg terbilang sebagai barang kecantikan tak ubahnya penjara bagi kecantikan abadi bagi wanita. Sadar arau tidak, alat kecantikan, standart keanggunan dan kemolekan menjadi kurungan perspektif bagi kaun hawa. Mengapa demikian? Sedikit menanyakan pada pembaca, sejak kapan wanita menjelma menjadi scond gender? Menjadi barang hiasan yg ditenteng tenteng suaminya, atau barang simpanan yg dijual belikan orang tuanya? Hmmm agak kasar ya, kadang kita terus bergumul pada eksistensialis tanpa menyinggung subtansi.
Yuval pernah mengatakan 200000 tahun setelah kemunculan sapiens di bumi terjadilah revolusi pertanian, uniknya revolusi trsebut trjadi atas ketidak sengajaan dan secara menakjubkan pula revolusi pertanian dikembangkan oleh wanita.
Seperti yang dikatakan Kautski "bahwa wanita pernah menjadi sosok superior sejak mebguasai ilmu pertanian yg kala itu kaum laki laki masih sibuk dengan berburu mengumpul" sehingga dari titik itu, munculah banyak sekali pemikiran bahwa wanita semoat berada pada posisi laki laki saat ini atau mudahnya sebagai gender utama dlm tatanan sosial. Konsep yg memudahkan pemahaman dianalogikan seperti lebah madu, dimana laki laki hanya dianggap sebagai sarana pemberi benih keturunan.
Lalu kekuasaan itu dikudeta oleh kaum lelaki ketika konsepsi pertanian dikuasai, proses itu tidak mudah, mengubah perspektif dari second gender menjadi first gender oleh lelaki membutuhkan waktu yg lama, tapi imbalan yg setimpal dgn bertahan hingga kini. Kekuatan kekuatan ini dilanggengkan dengan terbangunnya mitos dan fiksi dlm masyarakat yg secara tidak langsung menggiring pada
pemahaman bahwa wanita adalah barang indah, sqlah satunya mungkin tidak kita sadari bahwa dalam cerita cerita mitos diselipkan hal hal bias gender, macam "banyak sekali cerita yg menceritakan laki laki pinggiran yg bukan siapa siapa bisa menikahi sang putri karena kepintarannya atau karena kelihaian dalam berperang, tapi dalam cerita wanita yg dinikahi oleh pangeran pasti CANTIK dan bukan karena prestasi atau keahlian stfategi perang" sehingga trpupuk bahwa satu satunya cara untuk mencapai puncak derajat adalah kecantikan. Yaaah seindah indahnya tetap hanya barang. Mengutip sedikit pernyataan Ki Hajar bahwa "wanita adalah dewi tolol" di satu sisi dipuja dan diberikan hiasan, solek akan tetapi ttp dikurung dalam kamar-dapur-kasur.
Maka bedak dan segala perabotan hanya menggiring dan memaksa wanita terus berpacu pada kecantikan, keindahan tubuh, dan kemolekan. Sehingga pemahaman "perawan tua" adalah momok paling menakutkan yg menjadi kunci koin dalam menggerakkan mahluk yg disebut wanita. Memang beberapa tokoh macam RS kartini, Fatmawati atau Cut Nyakdien dll mencoba mendobrak pikiran kolit tak berujung itu.
Wanita juga manusia yg memiki hak yang sama. Wanita tak beda dengan lelaki, kecuali pada hal hal biologis. Maka pemikiran pemikiran yg mencoba memperbudak wanita dengan alasan menghormati, mengangkat wanita dengan menekan persolekan tanpa memberikan sains dan pengetahuan lalu menolong (poligami) tanpa sebab jelas hanya semata mata gerakan perbudakan transformatif thdp wanita. August bebel "the women is slave before slavery". Wanita adalah manusia, bukan setengah atau seperempatnya.
#akalsehat
#berpikirsehat
#berpikirsehat
Komentar
Posting Komentar