Sengsaramu-hari raya bagi semesta
Oleh : Tombo Ati.
Suatu malam dalam salah satu rutinan saya dan teman teman membahas tentang kemunculan manusia pertama dalam hal ini manusia modern pertama yakni Sapien, dimana sebelum mengalami revolusi kognitif yg mengubah kehidupan kita secara besar besaran kita manusia hanya satu dari sekian banyak spesies, kingdom maupun genus hewan lainnya. Moyang kita hidup sebagai pemburu pengumpul, tapi tidak seperti Sapien modern masa revolusi pertanian, Sapien awal memburu sisa mangsa singa, telur, atau bangkai terkaman megafauna di dataran afrika sebagai home base awal spesies kita. Kita hanya bagian kecil dari ribuan spesies di bumi. Hingga 20rb tahun sejak kemunculannya sapien mengalami revolusi kognitif yang berbuah manis berupa cerita.
Sejak saat itu kita mulai menghegemoni dunia, domestikasi pertabian dan perternakan, beranjak migrasi besar besaran pada musim dingin pertama afrika yg berinbas pada pembakaran belukar, musnahnya megafauna australia. Beratus tahun kemudian kita menciptakan peradaban yg memperkuat kawanan spesies kita. Kita yg awalnya hanya bagian dari rantai makanan kini menjadi raja dalam setiap rantai makanan. Dampaknya perkembangan populasi sapien melonjak besar2an berimbas pada terus musnahnya satu persatu spesies hewan. Sangking besarnya spesies dan kawanan kita kita menciptakan hukum yg hanya utk mengatur siapa dulu yg merusak dan siapa giliran selanjutnya. Agama agama muncul sebagai wujud legitimasi adi kodrati atas tingkah kita. Tepat awal abad ke 17 revolusi industri menjadi puncak babak baru penghancuran dunia oleh spesies kita. Gas monoksida, Carbon dioksida, metana, dan semuanya tiba2 merebak ke angkasa. Kian hari spesies kita over populasi dan dunia kian digunduli.
Di malam itu juga, aku berpikir bahwa satu satunya cara utk mengembalikan rantai makanam yg 200000 tahun ini rusak dan mengakibatkan ketimpangan populasi serta eksploitasi alam habis habisan adalah "genoside" dan pengembalian rantai makanan awal. Keseimbangan populasi terjaga. Maka entah mengapa corona seakan menjadi jawaban. Riset yang dilakukan Ilmuan dari USA yg dklansir BBC pada 11 januari melalui sciens alert mengutarakan bahwa karbon monoksida mengalami penurunan drastis. 30% emisi nitrogen di langit italia sangat drastis. Hal ini diungkapkan oleh Claus Zehner manajer MESA. Satu hal yang pasti, lockdown dan deportasi manusia serta penurunan proses produksi, kegiatan manusia dan penurunan populasi tampaknya menjadi kabar bahagia bagi alam.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mengajak saudara saudara berpikir!
Suatu malam dalam salah satu rutinan saya dan teman teman membahas tentang kemunculan manusia pertama dalam hal ini manusia modern pertama yakni Sapien, dimana sebelum mengalami revolusi kognitif yg mengubah kehidupan kita secara besar besaran kita manusia hanya satu dari sekian banyak spesies, kingdom maupun genus hewan lainnya. Moyang kita hidup sebagai pemburu pengumpul, tapi tidak seperti Sapien modern masa revolusi pertanian, Sapien awal memburu sisa mangsa singa, telur, atau bangkai terkaman megafauna di dataran afrika sebagai home base awal spesies kita. Kita hanya bagian kecil dari ribuan spesies di bumi. Hingga 20rb tahun sejak kemunculannya sapien mengalami revolusi kognitif yang berbuah manis berupa cerita.
Sejak saat itu kita mulai menghegemoni dunia, domestikasi pertabian dan perternakan, beranjak migrasi besar besaran pada musim dingin pertama afrika yg berinbas pada pembakaran belukar, musnahnya megafauna australia. Beratus tahun kemudian kita menciptakan peradaban yg memperkuat kawanan spesies kita. Kita yg awalnya hanya bagian dari rantai makanan kini menjadi raja dalam setiap rantai makanan. Dampaknya perkembangan populasi sapien melonjak besar2an berimbas pada terus musnahnya satu persatu spesies hewan. Sangking besarnya spesies dan kawanan kita kita menciptakan hukum yg hanya utk mengatur siapa dulu yg merusak dan siapa giliran selanjutnya. Agama agama muncul sebagai wujud legitimasi adi kodrati atas tingkah kita. Tepat awal abad ke 17 revolusi industri menjadi puncak babak baru penghancuran dunia oleh spesies kita. Gas monoksida, Carbon dioksida, metana, dan semuanya tiba2 merebak ke angkasa. Kian hari spesies kita over populasi dan dunia kian digunduli.
Di malam itu juga, aku berpikir bahwa satu satunya cara utk mengembalikan rantai makanam yg 200000 tahun ini rusak dan mengakibatkan ketimpangan populasi serta eksploitasi alam habis habisan adalah "genoside" dan pengembalian rantai makanan awal. Keseimbangan populasi terjaga. Maka entah mengapa corona seakan menjadi jawaban. Riset yang dilakukan Ilmuan dari USA yg dklansir BBC pada 11 januari melalui sciens alert mengutarakan bahwa karbon monoksida mengalami penurunan drastis. 30% emisi nitrogen di langit italia sangat drastis. Hal ini diungkapkan oleh Claus Zehner manajer MESA. Satu hal yang pasti, lockdown dan deportasi manusia serta penurunan proses produksi, kegiatan manusia dan penurunan populasi tampaknya menjadi kabar bahagia bagi alam.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mengajak saudara saudara berpikir!
Komentar
Posting Komentar