Oppa Kim yang tidak ada kabar dan Riwayat berbahayanya bagi AS
Oleh : Tombo Ati.
.
Kim jong Un merupakan pemimpin korea utara sejak 2015 lalu menggantikan kim jong ul yang juga merupaka ayahnya sendiri. Sejak terpilihnya Ia sebagai ornag nomor satu Korea utara banyak kebijakan kebijakan yang dilihat dunia sebagai tindak ekstrim yabg tak semua kepala negara berani melakukannya. Ia sering sekali melakukan uji coba balistik di lautan korea bahkan mendekati perairan teritorial jepang. Dilansir di laman liputan6.comTerhitung sejak 30 agustus 2017 korut acap kali melakukan uji coba nuklir yang mengakibatkan ketegangan di semenanjung korea. Uji coba ini terus dilakukan bahkan hingga 2020 ini. Keputusan Korut tentang uji coba rudal ini tentu melanggar kebijakan bebas nuklir yang berjumlah 18 poin deklarasi, meskipun sebenarnya amerika termasuk 5 negara NWS yang diberikan ketangguhan secara de jure untuk tetap mengembangkan nuklir.
Karena keberanian kim yang nekat mengmbangkan senjata nuklir dan menguji cobanya di pertengahan 2017 tersebut Amerika melalui Trump beberapa kali mengecam. Kecaman tersebut awalnya di lakukan Trump secara Informal melalui akun twitternya yang mengatakan bahwa korut akan kehilangan segalanya, atau pada awal 2018 yang menyebut Kim sebagai diktator. Reaksi tersebut agaknya logis mengingat Morgentau (2016) seorang pakar politik hubungan internasional yang mengatakan dalam melakukan persaingan baik secara militer maupun ekonomi Negara memiliki 3 konsep yang salah satunya adalah trial to equal. Dalam hal ini Amerika cemas akan kemampuan Korea utara yang terus mencoba menyamakan kekuatan militer melalui program pengembangan nuklir. Terlebih dalam buku milik Yayan menyatakan bahwa Korea utara merupakan mitra strategis ekonomi bagi China dimana ekspor batu bara korut sangat diterima di tiongkok, yang juga salah satu oposisi ekonomi Amerika serikat.
Hubungan kedua negara memang sempat memanas dimana pada awal 2019 keduanya saling mengancam untuk meluncurkan rudal balistik kemasing masing kota inti yakni San Fransisco dan Pyongyang. Meski pada akhir pertengahan 2019 hingga akhir 2019 acap kali terjadi perundingan antar kedua negara. Diantara perundingan utu terjadi di Vietnam yang dilaksanakan dua kali dan memang dalam rangka menemukan titik temu antar kedua negara. Meski pertemuan yang dilaksanakan di Hanoi Vuetnam pada 28 Februari 2019 tersebut tidak menghasilkan keputusan dan kesepakatan apapun (liputan6.com). Tapi hubungan keduanya kian membaik hingga pada pertengahan 2019 teparnya pada 29 Juni 2019 dimana Trump dengan sengaja menuju korea selatan setelah lawatannya ke china menemui Xi jin ping. Mereka berdua (kim dan Trump) melakukan pertemyan dan langkah besar di DMZ (zona demiliterisasi) dengan melangkahnya Presiden Amerika pertama ke tanah korea utara. Kim pun menyatakan bahwa Ia mendapat surat yang baik dari Gedung putih tentang rencana pertemuan itu sebumnya.
Meski pertemuan Kim dengan Trump seakan menjadi simbol mulai terbukanya korut dan mulai mengikutinya korut akan kebijakan militer dunia tapi pada 14 april 2020 yang dikansir kumparan bahwa korea kembali melakukan uji coba rudal udara di timur Uncheon. Hal ini mengisyaratkan bahwa Kim dan Korea ytara tak lengah. Di tengah tengah ke.balinya korea utara kabar miring tentang Kim Jong Un pun tersiat kepermukaan.
Pemimpin korea utara tersebut dikabarkan meninggal, pasalnya keberadaannya terakhir terlihat sejak 11 april 2020 saat memimpin pertemuan politibiro partai buruh. Sejak saat itu keberadaanya seakan lenyap. Terlebih lagi kim kembali tak hadiri perayaan hari Kim il sung yakni sebuah ipacara paling sakral dimana perayaan yang dilakukan setahun sekali ini dianggap perayaan tertinggi di korea utara dan Kim jong un tak pernah sekali pun absen dalam perhelatan akbar ini. Tak hanya meninggal dunia, banyak spekulasi dari media media mulai dari china, korsel hingga Indonesia yang mwngulik hal ihwal ini. Diantaranya mengatakan mengalami cidera akibat percobaan nuklir yang dilakukan 14 april lalu, atau kelelahan akibat operasi penyakit jantung hingga kabar meninggal. Bahkan dalam berita yang dilansir liphtan6 salah seorang mantan anggota CIA mengatakan bahwa Intel Amerika telah berencana menyelidiki Kim Yo jung, adik Kim jong Un yang telah santer dikabarkan akan menjadi kandidat kuat pengganti Kim.
Kekuatan politik luar negri Korut menjadi goyah, beberapa menganggap ini menjadi kelemahan teknis politik korea utara. Tapi tanggapan dari Trump yang sudah umum diidentikan sebagai musuh mesra kim menyatakan bahwa berita berita tersebht tidak benar. Meski pada tanggal 20 april salah seorang pejabat AS anonim yang dikutip CNN menyatakan bahwa pihak amerika melalui intellejen mengetahui bahwa Kim sedang dalam keadaan kritis. Hal ini memang kontradiktif atas pernyataan Trump.
Komentar
Posting Komentar